Nurul Qomariyah- detikFinance
Jakarta
- Dalam daftar 40 orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes, terdapat nama-nama baru yang masuk. Kekayaan mereka melesat sepanjang tahun 2011 sehingga menggeser nama-nama yang sudah sering muncul dalam daftar ini seperti keluarga Panigoro.
Salah satu yang paling moncer karena baru masuk langsung berada di peringkat 10 adalah Achmad Hamami. Hamami dan keluarga langsung melesat masuk ke posisi 10 dengan kekayaan sebesar US$ 2,2 miliar atau sekitar 20 triliun.
Padahal dalam daftar tahun 2010, Hamami sama sekali tidak masuk dalam daftar majalah Forbes tersebut. Namun dalam daftar 40 orang terkaya versi majalah Forbes tahun 2011, nama Hamami masuk dan langsung berada di posisi 10.
Sebanyak 8 orang masuk dalam daftar 40 orang terkaya Indonesia tahun 2011. Mereka adalah:
1. Ahmad Hamami (US$ 2,2 miliar)
Ahmad Hamami merupakan pemilik perusahaan distributor Caterpillar di Indonesia, PT Tiara Marga Trakindo sejak tahun 1971.
Pria berusia 81 tahun yang biasa dipanggil 'Met' itu telah menurunkan bisnis ke anak-anaknya. PT TMT saat ini dipimpin oleh anak Met yakni Rachmat Mulyana Hamami, yang biasa disapa Muki.
Meski sudah pensiun dan kini buta, Met Hamami masih tetap pergi ke kantor pusat TMT di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan setiap pagi.
2. Samin Tan (US$ 940 juta)
Samin Tan merupakan pemilik perusahaan batubara Borneo Lumbung Energi. Samin Tan membantu menambah modal Aburizal Bakrie dengan membeli kepemilikan Bumi Plc sebanyak 23,8% sebesar Rp 8,5 triliun.
Pria berusia 46 tahun itu sangat menikmati hasil dari bisnis batubaranya. Ia juga merupakan pemilik Renaissance Capital.
3. Djoko Susanto (US$ 1,040 miliar)
Djoko merupakan mantan rekanan Putera Sampoerna di bisnis ritel. Pria berusia 61 tahun itu merupakan pemilik PT Sumber Alfaria Trijaya yang menguasai jaringan Alfamart, Alfamidi dan Lawson.
Bersinarnya bisnis perdagangan ritel telah berhasil menaikkan kekayaan Djoko hingga 2 kali lipat menjadi US$ 1,040 miliar.
4. Benny Subianto (US$ 900 juta)
Benny merupakan seorang ahli teknis mesin yang memiliki karir panjang di Astra International dan United Tractor. Ia berhasil masuk ke jajaran orang terkaya setelah menjadi pemilik saham Adaro Energy.
5. Soegiarto Adikoesoemo (US$ 770 juta)
Soegiarto merupakan pemilik AKR Corporindo. Pada tahun lalu, ia menjual Sorini, perusahaan produsen sorbitol dan produk petromikia ke Cargill senilai US$ 247 juta.
Ia juga memiliki perusahaan properti, AKRLand Development yang mengoperasikan hotel di Bali dan Manado.
6. Kuncoro Wibowo (US$ 730 juta)
Pemilik PT Ace Hardware Indonesia itu sukses membangun bisnis yang ditinggalkan oleh ayahnya. Pria berusia 55 tahun itu dibantu oleh 5 saudaranya melakukan ekspansi bisnis warisan ayahnya ke perdagangan, impor, distribusi peralatan teknis.
7. Muhammad Aksa Mahmud (US$ 710 juta)
Aksa Mahmud merupakan pemilik Grup Bosowa. Pada awal tahun ini, Bosowa menjual 23% sahamnya di Nusantara Infrastructure kepada Peter Sondakh.
Aksa kini membangun pabrik semen kedua di Maros, Sulawesi Selatan. Ia juga memiliki investasi di agribisnis, termasuk lahan padi 100.000 hektar di Papua.
8. Handojo Santoso (US$ 630 juta)
Handojo, 47 tahun merupakan pewaris dari Ometraco Group, yang kemudian diubahnya menjadi Japfa Comfeed, produsen pakan ternak terbesar kedua di Indonesia. Dalam 5 tahun terakhir, pertumbuhan penjualannya mencapai 21%.
Beberapa nama juga mencatat pertumbuhan nilai kekayaan yang cukup besar seperti Chairul Tanjung yang naik ke posisi 11 dengan kekayaan US$ 2,1 miliar. Pemilik Para Grup itu dalam daftar tahun 2010 hanya berada di posisi 18 dengan harta kekayaan US$ 1,25 miliar.
Namun ada beberapa pengusaha yang terlempar dari daftar tersebut. Mereka antara lain Arifin dan Hilmi Panigoro. Pemilik Medco itu keluar dari daftar 40 orang terkaya Indonesia setelah kehilangan setengah dari kekayaannya seiring merosotnya harga saham Medco Energi. Forbes menuliskan, mereka hampir menjual kepemilikan sahamnya pada tahun lalu namun gagal.
Pengusaha lain yang juga keluar dari daftar adalah Kusnan dan Rusdi Kirana (pemilik Lion Air) dan Projogo Pangestu (Barito Pacific). Sementara Aburizal Bakrie mencatat penurunan kekayaan terbesar hingga Rp 10,8 triliun.
(qom/dnl)
No comments:
Post a Comment