Thursday, April 12, 2012

- Diza Ali menjadi satu-satunya komite eksekutif PSSI wanita yang terpilih lewat Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI-KPSI 2012


INILAH.COM, Jakarta, Sabtu-Minggu (17-18/3/12).


Diza diharapkan membawa aspirasi anggota PSSI, khususnya dari sepak bola wanita. Sejauh ini, sepak bola wanita ibarat anak tiri, jika dibandingkan dengan perlakuan yang diterima sepak bola putra.
“Saya akan fokus ke pembinaan sepak bola wanita usia muda. Saya ingin sepak bola wanita harus digulirkan sama seperti yang lain (sepak bola putra),” ujar Diza, usai terpilih sebagai anggota komite eksekutif.
“Untuk usia muda, saya akan dorong untuk bekerjasama dengan SSB. Selain itu bagaimana caranya agar bisa melindungi karir pemain-pemain potensial. Maksudnya agar teknik sepak bola mereka terus berkembang, tetapi pendidikan di luar sepak bola juga,” jelasnya.
Diza menyadari kurang seriusnya penanganan pengurus PSSI yang lalu terhadap sepak bola wanita. Terutama menyangkut timnas. Sosok yang pernah mengisi jajaran manajemen Persija Jakarta itu juga optimistis bisa membuat sepak bola wanita digemari.
“Pembinaan sepak bola untuk wanita harus ada. Selama ini, untuk timnas sepak bola wanita tidak ada penjenjangan, tidak ada kompetisi, tahu-tahu masuk timnas. Saya yakin sepak bola wanita bisa menarik penggemar jika dikemas secara menghibur. Tentu saja ini butuh expose media,” lanjutnya.
Diza, yang berhasil mempopulerkan sejumlah nama seperti Hamka Hamzah, Zulkifli Syukur dan Hendra Ridwan, menegaskan pentingnya pembinaan usia muda. “Diawali dari U-15, U-18, dan seterusnya. Untuk saat ini dimulai dari bawah saja dulu, lalu keatasnya,” ia memaparkan.
Saat ditantang apakah periode empat tahun, sesuai masa jabatan Komite Eksekutif PSSI, cukup untuk mewujudkan ambisinya, Diza menjawab optimistis: "Tidak perlu empat tahun, saya yakin dua tahun bisa.”

No comments:

Post a Comment